Sunday, August 18, 2013

Upacara Ngaben

Jika kita bicara tentang adat Bali, sangatlah rumit dan sangat mengagumkan. Dimana orang Bali selalu menjadikan Adatnya sebagai tempat bersosialisali dengan sesama.

Mari kita bahas tentang adat Bali yang salah satunya kita sebut Ngaben atau Kremasi.

Ngaben merupakan salah satau upcara Hindu yang di sebut Manusa Yadnya, orang Bali memiliki 3 tingkatan acara Pengabenan, yaitu : Utama, Madya dan Nista.
Ngaben dilakukan dengan beberapa rangkaian upacara yang berguna sebagai sarana penuntun orang meninggal mencapai Moksa atau tempat yng lebih baik.

Dimana upacara Ngaben biasanya di lakukan dengan cara bergotong royong untuk membuat semua kebutuhan dan sarana dengan menurunkan semua orang di Desa atau Banjaran yang berada dalam satu wilayah lingkungan Desa tersebut, dan disinilah orang Bali memaknainya dengan sebutan NGAYAH atau cara bergotong rotong,

Serangkain upcara yang terjadi disini memilik makna yang sangat penting bagi Umat Hindu bukan hanya sebatas Ritual atau hanya mengikuti prosedur yang sudah ada namun semua itu mempunyai makna sendiri-sendiri.

Sesaat sebelum orang meninggal atau orang Bali menyebutnya SAWE akan di kremasi atau di lakukan pembakaran, Sawe tersebut akan di mandikan terlebih dahulu atau orang Bali menyebutnya Nyiramang Sawe oleh para keluarga yang berduka makna ini dipercaya oleh orang bali untuk membersihkan semua kotoran yang melekat dalam diri kita dan menyucikan Sawe tersebut untuk masuk ke dunia akhirat, dan saat dy kembali lagi ke dunia ini atau ber-reekarnasi kembali maka kulit dan badannya akan terlihat bersih dan tidak ada cacat, setelah itu Sawe akan di berikan pakaian yang bersih dan baru serta di dandani layaknya manusia yang masih hidup.

Setelah upcara ini selesai, Sawe ini akan di bungkus dengan kain kapan putih dan di tempatkan di menara yang bertingkat dan tinggo atau orang Bali menyebutkan Bade/Wadah, tempat inilah yang di gunakan oleh orang Hindu sebagai symbol kendaraan Sawe untuk menuntun mereka ke tujuan terkahir.

Setelah Sawe ini ditempatkan atau di Linggihkan di Wadah selanjutnya semua keluarga akan sembhayang di bawahnya, yang bertujuan untuk memberikan penghormatan terakhir serta mendoakan perjalannya lancar sampai ke tujuan.

Bali - Upacara Manusa Yadnya

Bali - Upacara Manusa Yadnya

Bali - Upacara Manusa Yadnya


Setalah prosesi ini selesai maka Adat atau Banjaran akan mengakat Wadah ini yang kemudian di bawa ke tempat pembakaran/kuburan atau orang bali sebut Setra/Sema dengan anak laki-laki tertua berada di atas mendampingi Sawe tersebut dengan melemparkan beras ketan hitam serta uang kepeng dari atas Wadah. Serta di iringi oleh para kluarga dan Desa Adat tersbut dengan serta di iringi oleh gambelan Angklung serta nyanyian kidung.

Setelah sesampainya di kuburan atau Setram, Sawe ini akan di tempatkan di tengah-tengah kuburan yang sebelumnya masayarakat Adat atau Banjaran telah membuat suatu tempat untuk pembakaran.


Sebelum Sawe ini di bakar maka pihak keluarga akan melakukan persembahyangan lagi untuk mendoakan orang yang meninggal tersebut bisa berjalan dan menemukan jalan yang benar, serta di terima oleh Tuhan Yang Maha Esa.



Setalah semua prosesi selesai saatnya Sawe ini di bakar, setelah selesai upacara pembakaran keluarga akan melakukan acara NGUYEG atau peleburan tulang yang tadinya sudah menjadi Abu dengan proses pembakaran. Di prosesi ini para keluarga atau siapapun yang mau memberikan bekal untuk orang meninggal bisa ikut serta dalam prosesi ini. Memberikan bekal berupa uang untuk orang meninggal ini di artikan sebagai bekal orang meninggal atau Sawe tersebut, karena orang Bali atau Hindu percaya di Dunia sana juga ada kehidupan seperti di Dunia ini maka kita wajib memeri bekal agar Sawe atau orang meninggal ini bisa berbelanja dan makan dengan baik.

Setalah acara ini selesai selanjutnya adalah acara NGANYUT atau pembuangan abu ke air laut atau sungai, acara ini di maknai sebagai abu yang tadi telah di sucikan akan melebur semua ke hilir atau ke samudera, seperti perjalanan hidup semua akan berakhir dan kembali ke awalnya.

Upacara Ngaben merupakan satu budaya orang Hindu untuk menghormati dan menuntun serta mengembalikan orang yang meninggal ke asalnya yaitu Tuhan Yang Maha Esa dengan cara di lebur dan di sucikan.